Senin, 17 Maret 2014

Indie Musik goes to UKM

0 comments
"Yeah..! Thanks God, these a special Gift in my birthdays..," batin saya.
Kenapa? 

Karena saya nemu ide yang ga biasa...

Entah, sudah seperti menjadi kebiasaan saya rupanya, mengolah sebuah hobby atau kegemaran menjadi sebuah bisnis. Sejauh ini saya hanya berpikir, bagaimana caranya agar sebuah hobby itu hendaknya menjadi manfaat bukan mudarat..?

Ya, Indie Musik menjadi basis baru bisnis UKM ! 
Gagasan itu muncul begitu saja ketika saya sedang ngobrol melalui BBM dengan mbak Vera, seorang manager artis dari Zee's Band, Jakarta Barat.
"Idenya keren banget mas...," kata dia.

Kemudian, sedikit banyak saya jelaskan bahwa sebetulnya saya sedikit kasihan melihat Fakta bahwa pasar penjualan Musik Indie selama ini hanya masuk di segmen pasar sekunder. Saya juga sangat terpukul manakala sebuah bakat, yang harusnya menjadi sesuatu, namun hanya berjalan apa adanya.
Lantas saya sedikit melihat realita, betapa musisi sekaliber Prince memutuskan untuk kembali ke jalur musik Indie setelah dia mengeluarkan beberapa album. Entah, apa yang dipikirkannya. Saya juga berpikir, betapa banyak musisi kelas dunia lebih memilih Indie, bukan Label.
(Padahal saya aja kepingin bisa join ama label lho,... hihihi...)

Tapi itulah pikiran mereka. Dan mereka bebas mengambil keputusan akan karir mereka Dan memang, mereka jauh lebih Sukses. Karena mereka fokus dan tercapai apa yang mereka mau.



Mari berpikir sehat, 
1. Major Label jumlahnya tidak sampai 0,001% jika dibanding dengan komunitas Musik Indie yang tersebar di seluruh dunia. Mungkinkah mereka menampung semua musisi Indie..?

2. Pertumbuhan Musisi Indie meliputi soloist dan band yang mengambil genre Indie, bisa dikatakan mencapai ratusan tiap bulannya. Dan memang sich, belum tentu semua bisa disebut Musisi Indie, karena faktor Latah atau ikut ikutan kerap tumpang tindih dengan cita cita.
Dari beberapa hal diatas, saya menemukan gagasan kenapa Indie tidak dibikin UKM?
Weeww..?!?!!
Coba lihat, apa kita sebagai fans dan musisi indie akan tetep terus menerus mengharap kita jual lagu sebagai segmen sekunder atau pelengkap sebuah toko atau retail perbelanjaan, sedangkan sebetulnya jualan musik indie itu ibarat jual emas.
12 tahun yg lalu saya adalah pedagang makanan ringan di pasar besar madiun, namun setelah sewa habis saya memutuskan pindahin dagangan ke rumah. Namun, apa yang terjadi justru tidak disangka. Saya bisa mencapai omzet 7 juta/hari kala itu. Tak lama, mulai booming grosir Snack di sekitar tempat tinggal saya. Dan itu bagus.
7 tahun yang lalu, saya mengganti bisnis utama saya diatas, dengan sebuah usaha berdasar hobby saya akan gadget. Kecanggihan fitur ponsel membuat saya bergonta ganti ponsel kala itu. Nah, akhirnya saya berpikir, kenapa kita ga jual beli ponsel bekas aja? Ga nyangka, ternyata jalan. Saya mulai membuka sebuah stand di lokasi yang berdekatan dengan Pusat Grosir Madiun disekitar lahan ex. Terminal Bus Lama (sekarang berubah fungsi dan nama menjadi sebuah mall). Justru disana saya hampir pailit. Saya nyerah setelah modal akhirnya habis buat bayar kontrak tempat usaha dibulan ke-5. Dan sayapun membawanya kembali ke rumah. Tak disangka bahwa memang semua sdh diatur. Dimana saya justru bisa bangkit dan berhasil mencapai puncak penjualan sebagai 5 besar terbaik se Madiun untuk produk operator selular.
Dan masih banyak pengalaman yang kurang lebih sama yang membuat saya berpikir, kenapa kita ga jual lagu dengan cara ini? Bukankah bisnis outlet ponsel dan pulsa sempet booming?
Bukankah bisnis grosir snack sempet booming?

Itulah ide awal saya, dimana sebetulnya musik indie masih bisa dijual dengan cara itu. Yupz, dijual langsung. Bukalah gerai atau lapak dengan jualan utama anda adalah produk musik Indie daripada kita jualan bajakan. Untungnya sama, resikonya kecil dan pasti Aman.
Ada berbagai konsep yang bisa anda pakai.
1. Sistem Konsinyasi
Titipkan hasil produksi single anda pada lapak atau kios penjual kaset atau CD baik original atau bajakan. Pastikan harga sangat terjangkau.

2. Sistem Waralaba
Siapkan modal yang cukup dan sesuaikan dengan paket yang tersedia pada Franchise Anda. Pastikan anda mengenal bisnis Franchise yang akan anda ambil untuk meminimalisir resiko yang terjadi kemudian hari. Dengan sistem ini, semua sudah diatur dengan rapi mulai dari penataan gerai , stok dagangan, cara melayani, dll. Namun budgetnya cukup besar, tapi tentu saja seimbang dengan hasil yang didapat serta perputaran uang bisa maksimal.

3. Sistem Online
Lebih kecil biaya produksinya. Namun, tidak membuat penggemar yang adalah konsumen dari hasil karya anda mengenal anda dengan baik. Karena kebanyakan dari mereka, bisa memiliki koleksi Single Album seorang idola adalah sebuah kebanggaan. Dengan demikian, penggemar dapat mendengarkan kualitas bermain musik dan vokal ands secara maksimal bukan dalam bentuk mp3. Yups, dimanapun, kualitas audio sound yang dihasilkan melalui cd player jauh lebih baik ketimbang dari mp3 player, yang lebih mengurangi kualitas demi mendapatkan ukuran file yang kecil.

Kurang lebih itu sedikit gagasan saya yang mudah mudahan bisa memberi sedikit inspirasi bagi anda. Selanjutnya, jika anda kesulitan bagaimana teknis menjalankannya, saya siap bekerjasama lebih lanjut bersama anda. Demi kemajuan Musik Indie, perlu pemikiran yang obyektif agar Musik bisa menjadi sumber mata pencaharian anda.
Smoga Bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar